Sabtu, 26 Februari 2011 - Berani nantangin teori relativitas umum Einstein, profesor ini berani. Dan sepertinya ia bisa saja benar.
Data terbaru dari galaksi-galaksi kaya gas tepat sesuai prediksi teori tandingan teori relativitas umum Einstein, teori gravitasi termodifikasi atau MOND. Begitulah hasil analisa profesor Stacy McGaugh dari Universitas Maryland. Sang profesor pun dengan bangga mempertanyakan kembali keabsahan model kosmologi yang berlaku saat ini.
Kosmologi modern mengatakan kalau massa-energi alam semesta harusnya di dominasi oleh materi gelap dan energi gelap. Namun, bukti langsung dari keberadaan komponen tak terlihat ini kurang. Kemungkinan lainnya yang tidak populer datang adalah bahwa teori gravitasi sekarang tidak cukup untuk menjelaskan dinamika sistem kosmik.
Ada sedikit teori yang dapat memodifikasi pemahaman kita mengenai gravitasi telah diajukan. Salah satunya, Dinamika Newton Termodifikasi (MOND – Modified Newtonian Dynamics). Teori ini pertama kali dirumuskan tahun 1983 oleh fisikawan Moti Milgrom dari Lembaga Sains Weizmann di Rehovot, Israel. Salah satu ramalan MOND menyatakan hubungan relatif antara massa galaksi dengan kecepatan rotasi datarnya. Namun, ketidakpastian dalam perkiraan massa bintang dalam galaksi spiral yang didominasi bintang (seperti Bima Sakti kita) menyulitkan pengujian pasti.
Kosmologi modern mengatakan kalau massa-energi alam semesta harusnya di dominasi oleh materi gelap dan energi gelap. Namun, bukti langsung dari keberadaan komponen tak terlihat ini kurang. Kemungkinan lainnya yang tidak populer datang adalah bahwa teori gravitasi sekarang tidak cukup untuk menjelaskan dinamika sistem kosmik.
Ada sedikit teori yang dapat memodifikasi pemahaman kita mengenai gravitasi telah diajukan. Salah satunya, Dinamika Newton Termodifikasi (MOND – Modified Newtonian Dynamics). Teori ini pertama kali dirumuskan tahun 1983 oleh fisikawan Moti Milgrom dari Lembaga Sains Weizmann di Rehovot, Israel. Salah satu ramalan MOND menyatakan hubungan relatif antara massa galaksi dengan kecepatan rotasi datarnya. Namun, ketidakpastian dalam perkiraan massa bintang dalam galaksi spiral yang didominasi bintang (seperti Bima Sakti kita) menyulitkan pengujian pasti.
Untuk menghindari masalah ini, McGaugh memeriksa galaksi-galaksi kaya gas, yang punya sedikit bintang dan massanya kebanyakan dalam bentuk gas antar bintang. “Kita memahami fisika penyerapan dan pelepasan energi atom di gas antarbintang, sehingga menghitung foton itu seperti menghitung atom saja. Hal inilah yang memberikan perkiraan akurat mengenai massa galaksi tersebut,” kata McGaugh.
Dengan menggunakan penelitian terbaru yang telah dilakukannya dengan para ilmuan lainnya untuk menentukan massa dan kecepatan rotasi datar banyak galaksi kaya gas, McGaugh mengumpulkan sampel dari 47 galaksi dan membandingkan massa dan kecepatan rotasi tiap galaksi dengan perhitungan yang dilakukan lewat rumus dalam teori MOND. Dan ternyata, semua galaksi berada atau sangat dekat dengan ramalan MOND. Tidak ada satupun model materi gelap lainnya yang mampu meramalkan ini.
“Saya terkesan dengan prediksi yang dibuat oleh Milgrom seperempat abad lalu karena ternyata begitu sesuai dengan penemuan galaksi kaya gas ini,” kata McGaugh.
Hampir semua orang setuju kalau pada skala kluster galaksi dan lebih besar lagi, alam semesta ini dapat dijelaskan dengan baik oleh teori materi gelap – energi gelap. Namun, menurut McGaugh, kosmologi ini tidak bekerja baik pada skala galaksi dan yang lebih kecil.
“MOND justru sebaliknya, ia memperhitungkan skala kecil seperti galaksi individual, namun tidak terlalu bisa menjelaskan alam semesta yang lebih luas lagi,” kata McGaugh.
Tentu saja kita bisa mulai dari asumsi kalau model materi gelap – energi gelap bisa diperbaiki ulang untuk memperhitungkan skala kecil agar sesuai dengan data ini. “Tapi hal ini tidak mengesankan, khususnya karena kita tidak dapat melihat materi gelap. Kalau seperti ini, kita jadi seperti membuat orbit planet dengan episikel,” kata beliau. Episikel adalah penyesuaian teori geosentris Ptolomeus untuk mengatasi kegagalannya menjelaskan pola orbit Mars. Teori geosentris Ptolomeus terbukti salah dan digantikan teori heliosentris Copernicus yang mampu dengan mudah menjelaskan pola retrograde orbit Mars. Jadi apakah teori MOND akan seperti teori heliosentris Copernicus?
“Jika kita benar mengenai materi gelap, lalu mengapa MOND benar dalam kasus ini?” tanya McGaugh. “Pada akhirnya, teori manapun yang benar, MOND atau teori materi gelap, perlu menjelaskan hal ini.”
Referensi Jurnal Ilmiahnya:
McGaugh, S.C. 2011. A Novel Test of the Modified Newtonian Dynamics with Gas Rich Galaxies. Physical Review Letters, sedang diperiksa untuk edisi Maret 2011.
Dengan menggunakan penelitian terbaru yang telah dilakukannya dengan para ilmuan lainnya untuk menentukan massa dan kecepatan rotasi datar banyak galaksi kaya gas, McGaugh mengumpulkan sampel dari 47 galaksi dan membandingkan massa dan kecepatan rotasi tiap galaksi dengan perhitungan yang dilakukan lewat rumus dalam teori MOND. Dan ternyata, semua galaksi berada atau sangat dekat dengan ramalan MOND. Tidak ada satupun model materi gelap lainnya yang mampu meramalkan ini.
“Saya terkesan dengan prediksi yang dibuat oleh Milgrom seperempat abad lalu karena ternyata begitu sesuai dengan penemuan galaksi kaya gas ini,” kata McGaugh.
Hampir semua orang setuju kalau pada skala kluster galaksi dan lebih besar lagi, alam semesta ini dapat dijelaskan dengan baik oleh teori materi gelap – energi gelap. Namun, menurut McGaugh, kosmologi ini tidak bekerja baik pada skala galaksi dan yang lebih kecil.
“MOND justru sebaliknya, ia memperhitungkan skala kecil seperti galaksi individual, namun tidak terlalu bisa menjelaskan alam semesta yang lebih luas lagi,” kata McGaugh.
Tentu saja kita bisa mulai dari asumsi kalau model materi gelap – energi gelap bisa diperbaiki ulang untuk memperhitungkan skala kecil agar sesuai dengan data ini. “Tapi hal ini tidak mengesankan, khususnya karena kita tidak dapat melihat materi gelap. Kalau seperti ini, kita jadi seperti membuat orbit planet dengan episikel,” kata beliau. Episikel adalah penyesuaian teori geosentris Ptolomeus untuk mengatasi kegagalannya menjelaskan pola orbit Mars. Teori geosentris Ptolomeus terbukti salah dan digantikan teori heliosentris Copernicus yang mampu dengan mudah menjelaskan pola retrograde orbit Mars. Jadi apakah teori MOND akan seperti teori heliosentris Copernicus?
“Jika kita benar mengenai materi gelap, lalu mengapa MOND benar dalam kasus ini?” tanya McGaugh. “Pada akhirnya, teori manapun yang benar, MOND atau teori materi gelap, perlu menjelaskan hal ini.”
Referensi Jurnal Ilmiahnya:
McGaugh, S.C. 2011. A Novel Test of the Modified Newtonian Dynamics with Gas Rich Galaxies. Physical Review Letters, sedang diperiksa untuk edisi Maret 2011.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar