AWAL KEJADIAN ALAM SEMESTA


قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ.
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ.
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ.
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ.
(QS. Fushshilat: 9-12)


9. Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang meniptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.

B. Uraian
Allah adalah permulaan dari segala sesuatu, Dia ada tapi tidak ada yang mengadakan Nya. Akal manusia terbatas tidak mampu memikirkan hakikat dzat-Nya, namun jelas sekali keberadaan-Nya bagi mereka orang-orang yang mau memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya
Sebelum ada alam ini Allah berada di angkasa lalu Allah menciptakan singgasana-Nya yaitu ‘Arsy dan juga air, dan ‘Arsy berada di atas air . Kemudian Allah menciptakan qolam dan Nun atau al-hut lalu Dia menyuruh qolam untuk menulis, maka qolam pun mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya yaitu menulis segala yang akan terjadi mulai hari itu sampai hari kiamat .
Setelah berselang waktu lima puluh ribu tahun dari penulisan tersebut Allah menciptakan langit dan bumi yang mana pada mulanya langit dan bumi itu satu kesatuan berupa uap air kemudian uap air itu dibelah menjadi dua. Bagian pertama Allah menjadikannya sebagai bumi yang membentang, hal ini Allah lakukan dalam waktu dua hari yaitu hari Ahad dan Senin. Selanjutnya Allah membuat gunung-gunung di atas permukaan bumi, memberkahinya (menjadikan bumi supaya bisa ditanami), dan mengatur rezki penduduknya. Hal ini juga dilakukan dalam waktu dua hari yaitu hari Selasa dan Rabu. Selanjutnya Allah menuju langit yang waktu itu masih berupa asap atau uap air, kemudian Dia menyeru kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian berdua menuruti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, "Kami datang dengan suka hati." Setelah itu Allah menjadikan asap tersebut menjadi tujuh langit dalam waktu dua hari (yakni hari Kamis dan hari Jumat) kemudian Allah menghiasi langit itu dengan bintang yang bersinar. Semua ini Allah ciptakan dengan tanpa teman yang membantu dan tidak merasa lelah.
Lalu Allah menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi pada hari Jumat setelah Ashar, yang hal ini akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.

C. Apakah hitungan hari-hari tersebut seperti hari biasa?
Allah telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat hari tersebut, ada yang mengatakan hari itu sama seperti hari hari kita dan ada yang mengatakan hari itu adalah hari-hari di sisi Allah yang mana satu hari di sisi Allah adalah seperti seribu tahun dalam hari-hari yang kita jalani sekarang ini. Dan inilah yang dipilih oleh mayoritas ulama’ berdasarkan banyak dalil di antaranya firman Allah dalam al-Qur’an,

“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)

D. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Anggapan beberapa orang bahwa dunia, langit seisinya muncul dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan adalah salah. Mereka beranggapan keliru juga bahwa orang hidup kemudian mati, dan matinya tersebut tidak lain hanyalah karena waktu telah menelan mereka, jadi memang hukum alam seperti itu.
2. Pendapat salah juga yang diutarakan para filosof yang mengatakan bahwa alam itu qodim (telah ada lama dan tanpa permulaan) sebagaimana Allah itu qodim.
3) Allah tidak lelah sebagaimana yang dianggap oleh orang-orang Yahudi. Mereka mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan langit dan bumi Allah merasa capek kemudian setelah itu beristirahat. Wallahu a’lam bish shawab.

sumber http://majalahalibar.blogspot.com/2010/11/tafsir-hidangan-langit.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar